INIMAHSANTRI -Nasionalisme, dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, atau diartikan sebagai semangat kebangsaan. Sebentar lagi, kita akan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72, yakni pada Kamis mendatang, 17 Agustus 2017 M. Momen harlah kemerdekaan ini harus menjadi momen untuk kembali menumbuhkan kembali nasionalisme dan cinta pada tanah air kita, Indonesia.
Saat ini, banyak oknum asing yang ingin menghancurkan Indonesia dengan berbagai macam propaganda. Banyak berita hoax yang bertebaran di dunia maya bertujuan untuk semakin menjauhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, mengadu domba antar ras, sekte atau agama. Memang, masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama, yang tentunya mudah dipecah-belah jika antar sesama mereka tidak memiliki rasa saling percaya, tidak merajut kerukunan, tidak merasa saling memiliki terhadap bumi pertiwi ini.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami akan menerangkan, bahwa nasionalisme dan cinta tanah air sebenarnya merupakan teladan Nabi Muhammad saw, sehingga dengan memiliki nasionalisme dan cinta tanah air, kita benar-benar telah mengikuti teladan beliau. Menurut kami, diantara dalil utama tentang nasionalisme dan cinta tanah air adalah Hadits yang ditulis dalam Shohih Bukhori yang diriwayatkan dari sahabat Anas ra :
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ، وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا .
“Sesungguhnya Nabi saw jika pulang dari bepergian, lantas melihat tembok-tembok Madinah, maka beliau mempercepat laju hewan kendaraannya. Dan jika beliau di atas hewan kendaraan, maka beliau akan menggerak-gerakkan hewan tersebut karena kecintaannya pada Madinah.” (HR. Al Bukhori)
Dalam mensyarahi Hadits tersebut, imam Ibnu Hajar al-‘Asqolani dalam kitab Fathul Bari, Imam Abul ‘Ala al-Mubarokfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, dan imam Badruddin Al-‘Aini dalam ‘Umdatul Qori, menerangkan dengan bahasa yang serupa :
وفي الحديث دلالة على فضل المدينة وعلى مشروعية حب الوطن والحنين إليه
“Di dalam Hadits di atas, terdapat dalil tentang keutamaan kota Madinah, tentang DISYARI’ATKANNYA CINTA TANAH AIR, dan rindu pada tanah air.”
Memiliki cinta tanah air juga merupakan wujud dan terima kasih kita kepada Allah atas karunianya yang berupa bumi pertiwi tempat kita berpijak dan bertempat tinggal ini. Jadi, bumi Indonesia termasuk harta karunia Allah kepada kita semua yang wajib kita jaga. Bahkan, Allah memberi pangkat syahid bagi seseorang yang gugur dalam mempertahankan hartanya, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
مَنْ قُتِلَ دُوْنَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ .
“Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid.”
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan At-Tirmidzi)
Cinta tanah air juga sebuah wujud terima-kasih kita kepada para pejuang dan pendiri bangsa yang sudah berkorban sampai titik darah penghabisan dalam merebut kemerdekaan ini. Seseorang yang tidak bersedia berterima-kasih pada sesama manusia, maka ia belum dianggap berterima-kasih kepada Allah swt. Rasulullah saw bersabda :
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ .
“Barangsiapa tidak berterima-kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. Ahmad & Tirmidzi)
Cinta tanah air juga merupakan sarana untuk menjadikan negara kita aman dari perang saudara, maupun serangan dari orang asing. Sebab, dengan seseorang cinta kepada tanah airnya, maka ia akan cinta juga kepada para penduduknya, meski berbeda suku atau agama, akan saling percaya, dan akan saling bahu-membahu mempertahankan, melindungi dan memajukan bangsanya. Nabi Ibrahim as lebih dahulu berdo’a meminta keamanan negara sebelum meminta perlindungan keimanan. Disebutkan dalam surat Ibrohim ayat 35 :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ}]
“Dan (ingatlah) ketika Ibrohim berdo’a : ‘Wahai Tuhanku, jadikanlah negara ini aman, dan jauhkanlah aku serta anak-anakku dari menyembah berhala’.”
Tanpa keamanan sebuah negara, sangat sulit menggelar acara yang mensyi’arkan keimanan. Maka, keamanan sebuah negara merupakan sarana untuk menebar keimanan, dan cinta tanah air merupakan sarana mewujudkan keamanan negara. Maka, cinta tanah air juga dihukumi wajib, sebagaimana menebar keimanan juga dihukumi wajib, sebab masuk dalam cakupan kaidah fikih :
لِلْوَسَائِلِ حُكْمُ الْمَقَاصِدِ
“Sarana memiliki hukum yang sama dengan tujuannya.”
Beberapa keterangan di atas kiranya cukup untuk menguatkan hati kita, bahkan nasionasilme dan cinta tanah air itu termasuk ajaran agama yang diteladankan oleh Rasulullah saw. Namun, cinta tanah air memiliki beberapa konsekuensi yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah :
Menaruh kepercayaan dan mendukung pemerintah. Tanpa adanya lembaga pemerintahan, mulai dari jajaran Presiden dan stafnya, jajaran TNI-POLRI, dan sebaginya, tidak akan mungkin kehidupan bangsa ini akan berjalan dengan baik. Bolehlah Presiden bergonta-ganti, namun lembaga pemerintahan harus didukung penuh. Jika ingin menasehati keputusan pemerintah yang dinilai melenceng, maka sampaikanlah dengan cara-cara yang baik.
Menutup aib bangsa, baik berupa kesalahan oknum pemerintah maupun sipil. Jangan sampai dengan mudahnya kita membeberkan kesalahan segelintir oknum, yang akan menyebabkan masyarakat luas semakin tidak percaya kepada lembaganya. Bahkan orang asing pun dengan mudahnya akan meremehkan bangsa kita, contohnya perbuatan korupsi yang dilakukan oknum dewan kita. Sebanyak apapun harta yang dikorupsi oknum kita sendiri, tetaplah masih lebih besar rempah-rempah dan hasil bumi yang dulu dirampas oleh bangsa penjajah.
Cinta Rupiah dan produk dalam negeri, yang akan menyebabkan nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi bangsa kita akan cepat meningkat.
Turut andil membangun bangsa dalam berbagai bidang, sesuai bakat masing-masing individu.
Semoga kita termasuk generasi bangsa yang tidak malu dihadapan para pejuang dan pendiri bangsa, termasuk generasi bangsa yang sanggup meneruskan perjuangan para beliau dengan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Amin.
Sumber: Tinta Santri
Editor: INIMAHSANTRI
Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.


Post a Comment